Minggu, 23 September
2018
Awalnya kami punya rencana kalau hari terakhir di Bandung mau ke
Tebing Keraton dan jalan setelah sholat shubuh. Nyatanya? Kami ada rasa kapok
berkendara ke tempat yang jalanannya banyak tanjakan karena kondisi motor yang ga sesuai, seperti
CC yang rendah dan kondisi rem yang mengerikan hahaha. Saat itu aku bangun
sekitar jam 5 lewat dan langsung shubuh-an. Setelah itu mandi dan siap-siap.
Bagaimana dengan Emil? Ya sama kayak aku lah siap-siap.
Destinasi yang kami kunjungi adalah Taman Balai Kota Bandung.
Sebelum ke sana, cari sarapan dulu. Karena kita ga dapat sarapan dari
penginapan. Tak jauh dari tempat kami menginap, ada Bubur Ayam yang berada di
Jl. Homan yang terletak dekat Museum Asia Afrika. Mari kita coba!
Satu porsi Bubur seharga Rp 15.000. Jenis buburnya tidak
memakai kuah kuning. Komposisinya adalah bubur dengan lada dan garam, Ayam
Suwir, Cakwe, potongan Ati Ayam, Telur, dan Daun Sledri. Rasanya enak dan harus
pakai sambal. Kenapa? Sambalnya enak. Buburnya jadi enak banget. Aku
rekomendasikan bubur ini untuk sarapan pagi di Bandung, hehe.
Setelah sarapan, langsung deh kami jalan. Rasanya jalan-jalan di
Bandung pada pagi hari tuh enak banget. Damai aja rasanya. Sampailah kami di
Balai Kota Bandung. Ternyata ramai, ya. Banyak orang olahraga. Tujuan ke sini
adalah ingin foto, haha. Dasar anak Instagram. Sesampai di sana, kami
duduk-duduk dulu. Duduk-duduk aja juga udah enak banget. Kami tertarik dengan
pohon besar yang disekitar pohon tersebut dibangun labirin yang bukan labirin
(ga tau harus dibilang apa).
Masuklah kami. Rasanya seperti di dalam Got besar, hahaha.
Rada bau. Entah, bau apa. Lalu, mencari-cari posisi untuk berfoto. Tapi, banyak anak
kecil bermain Petak Umpet wkwkwk. Baru mau foto eh, anak kecil muncul.
Lari-larian pisan nabrak-nabrak haha. Banyak juga orang yang sedang berfoto di
pohon yang besar ini.
Setelah dari sini, kami melanjutkan perjalanan ke Bandung
Creative Hub. Tapi Cuma foto bangunannya dan pergi lagi, Hahah ga jelas. Sayang
bgt sih sebenernya ga coba masuk ke dalam. Setelah dari sana kami menuju ke Cihampelas Sky Walk. Penasaran aja
seperti apa sih tempatnya. Tempat ini ya seperti jembatan aja, tempat orang
berjalan kaki dan nongki-nongki. Di sana juga ada yang berjualan. Sayang sekali
ga ada dokumentasi untuk tempat ini. Kami sibuk berjalan kaki dan ngobrol,
wkwkwk.
Sebelum balik ke penginapan, kami coba masuk ke Mal Ciwalk.
Cuma numpang berteduh dari panas dan melihat-lihat kayak apa sih Ciwalk. Karena
waktu kecil kalo ke Bandung ga pernah berkunjung ke Mal. Selalu ke Lembang dan
ke Rumah Mode (anaknya shopping banget, ya) hahaha.
Ada drama, nih. Saat menuju ke penginapan dari Ciwalk, kami
ada nyasar karena salah perhatikan rute di Google Map. Seharusnya kami
berkendara di jalan bawah, ini kami naik ke jalan atas. Terus kok sepi ya Cuma
motor kami aja yang jalan di situ.
“Mil, ini bener ga sih kita jalan di sini. Ini jalan tol
bukan sih? “ Kataku sambil ngedumel.
Terus aku mau mundur lagi tapi udah naik ke atas. Pas udah
sampai atas tetep mengira ini jalan tol karena banyak mobil yang berjalan di
sana sedangkan aku belum melihat ada motor yang berlalu-lalang di sana. Tapi, aku tetep jalan aja. Ternyata ini jalan umum wkwkwk. Pada akhirnya aku lihat motor juga
walau sedikit haha. Haduh emang ga hapal jalanan di Bandung ini akutu.
Pada jam 10.00 Sampailah kami di penginapan dan istirahat.
Rencananya jam 11.00 mau keluar lagi untuk jalan-jalan di sekitar Asia Afrika.
Tapi Bandung panasnya minta ampun. Jadi, kami pilih untuk istirahat di kamar. Setelah
Sholat Zhuhur, kami Check-Out dari penginapan dan menyempatkan ke Paris Van
Java (PVJ). Lagi-lagi karena mau lihat seperti apa dalamnya. Saat mau berangkat
ke sana, motor agak susah di starter nih.
Saat mau menuju stasiun dari PVJ, ada drama lagi. Ampun,
banget, huhuhu. Motor ga bisa di starter. Saat itu waktu menunjukkan hampir jam
13.00 dimana kita jam 13.30 udah harus sampai di Stasiun karena Jadwal Kereta
kami berangkat jam 14.05. Coba starter pakai tombol starter dan memutar gas
tetap ga bisa. Kami coba standar dua motornya dan starter pakai injekan yang di
samping motor itu apa namanya ga tau aku bukan anak motor, nuhun. Berulang kali
starter sambil injek-injek itu sampai keringet luber. Akhirnya, bisa. Ya Allah,
nuhun.
Tujuan kami ke Stasiun Bandung pintu Utara. Ternyata pas
sampai, nyampenya ke pintu barat apa selatan, lupa. Berharap keluar dari
stasiun bisa putar balik. Nyatanya jalanannya satu arah. Drama maning, drama
maning. Waktu udah menunjukkan sekitar 13.20-an. sementara kami masih cari jalan untuk ke
Pintu Utara. Muter-muter di jalan, bandung macet di daerah sana, kena lampu
merah, dan Tanya orang. Orang di sekitar ditanya jawabnya juga ragu-ragu,
yaudah berdasarkan keyakinan hati Emil (cocok ni dijadikan judul sinetron di tv
ikan terbang), kami jalankan motor dan berharap sampai ke Pintu Utara.
Akhirnya sampai, huaaaa. Buru-buru parkirkan motor. Taruh
karcis dan kunci di dalam jok motor. Jam menunjukkan pukul 13.45. Melihat dari
kejauhan, kami melihat antrian penukaran tiket antri panjang.
“Tuh, kan, aku bilang mending tukerin tiket tadi pagi”, kata Emil sambil kesal.
Lari-lari deh kami. Ternyata tempat penukaran tiket ga antri.
Langsung buka aplikasi Kai Access dan lihat kode booking-an. Aku ketik kodenya. Lalu, ada tulisan yang muncul di layar? “Kode tidak terdaftar”. Coba ketik lagi. Tetap
jawabannya itu. Coba pakai scan barcode, ga bisa juga. Mana agak gaptek pas mau scan barcode, hapenya di masukkan ke dalam lobang scanner barcode. Ya ga muat, malih. Padahal mah tinggal pas in aja layar hp sama scannernya wkwkw. Waktu udah menunjukan jam
13.50-an. Terus nanya ke petugas di sana kenapa kok tidak tersedia terus.
Lalu, petugasnya bilang “Mbaknya pesan pakai aplikasi Kai
Access, ya? Kalau gitu langsung ke boarding aja mba, tunjukin kode pesanannya
dan siapkan KTP”. Larilah kami ke sana. Alhamdulillah bisa. Ini belum tenang,
belum tenang. Masih harus cari keretanya! Nanya ke petugas dan akhirnya ketemu
keretanya. Saat masuk ke dalam, sudah banyak orang. Bagasi atas, sudah banyak
barang. Setelah menaruh barang dan duduk di kursi, kereta jalan. Jiwa ini
lemas, hahahaha. Alhamdulillah kita ga ketinggalan kereta ya mil.
makan di kereta untuk 2 org abis segindang. warteg tetap idola Q. |
Terima kasih Bandung, Kala itu, kamu memberikan oleh-oleh
untuk kami bukan kartika sari ataupun prima rasa, melainkan oleh-oleh drama
kepanikan. Sekian. (naon, sih)
No comments:
Post a Comment